Rabu, 18 Mei 2011

PERBEDAAN STATIC ROUTING DAN DYNAMIC ROUTING 
Static routing dikonfigurasi secara manual. Routing tabelnya diset manual dan disimpan dalam router. Tidak ada informasi sharing diantara sesama router. Hal ini mengakibatkan keterbatasan yang jelas karena ia tidak dapat secara otomatis menentukan route terbaik; ia selalu menggunakan rute yang sama yang kemungkinan bukan rute terbaik. Jika route berubah, static router harus diupdate secara manual. Karena static router menyediakan control penuh pada routing tabelnya, ia lebih aman dibanding dynamic router. sedangkan
Dynamic routing mampu membuat routing tabelnya sendiri dengan berbicara ke sesama router. Untuk melakukannya ia menemukan route dan route alternatif yang berada pada network. Dynamic router bisa membuat keputusan pada route yang mana sebuah paket mencapai tujuan. Umumnya ia mengirimkan paket ke route yang paling efisien; salah satu yang menghasilkan jumlah hop lebih sedikit. Bagaimanapun, jika route macet,dynamic route dapat mengirimkan paket ke route alternatif.

DISTANCE VECTOR ROUTING AND LINK STATE ROUTING       
          Kita mengenal ada dua jenis protokol routing, yaitu distance vector dan link state. Distance vector adalah proses routing berdasarkan arah dan jarak. Sementara link state adalah proses routing yang membangun topologi databasenya sendiri.distance vector routing. Penerapan distance vector routing cukup memadai untuk diterapkan pada jaringan berskala kecil dan menengah. Akan tetapi untuk jaringan berskala Enterprise maka diperlukan suatu methoda routing yang sangat handal. Methoda Link state routing protocols menawarkan banyak keuntungan dibanding distance vector routing.
        Pada dasarnya baik distance vector dan link state routing mempunyai tujuan yang sama yaitu mengisi routing tables dengan route terbaik dan terkini. Akan tetapi perbedaanya terletak pada bagaimana keduanya melakukan tugasnya mengisi routing tables. Perbedaan terbesar antara kedua methoda adalah bahwa distance vector melakukan advertise informasi hanya sedikit. Pada dasarnya distance vector routing protocols mengetahui router-router lain ada hanya jika router-router tersebut melakukan broadcast update routing kepadanya.
        Jika distance vector protocol dalam suatu router menerima suatu routing update, update routing tersebut tidak mengatakan banyak hal tentang router-router lain diluar router sekitarnya dari yang mengirim update route tersebut. Jadi hanya neighboring router disekitarnya saja yang ia kirimkan informasinya. Sebaliknya link state routing protocols melakukan advertise sejumlah data yang besar tentang topology jaringan dan router melakukan computasi dengan memakan power CPU yang besar untuk memahami data topology jaringan tersebut. Bahkan mereka mengenal router tetangganya sebelum melakukan pertukaran routing informasi.


RIPv1,RIPv2,IGRP,EIGRP,BGP,OSPF

RIPv1

RIP merupakan routing information protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung, Kemudian router selanjutnya akan memberikan informasi router selanjutnya yang terhubung langsung dengan itu. Adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu : Host, network, subnet, rutedefault.
RIP versi 1

-hanya mendukung routing classfull

-tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam perbaikan routing

-tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)

-perbaikan routing broadcast


RIPv2

Secara umum RIPv2 tidak jauh berbeda dengan RIPv1. Perbedaan yang ada terlihat pada informasi yang ditukarkan antar router. Pada RIPv2 informasi yang dipertukarkan yaitu terdapat autenfikasi pada RIPv2 ini.
RIP versi 2

-mendukung routing classfull dan routing classless

-info subnet dimasukkan dalam perbaikan routing

-mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)

-perbaikan routing multicast


IGRP

The Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah routing protocol berpemilik yang dikembangkan pada pertengahan tahun 1980-an oleh Cisco Systems, Inc Cisco tujuan utama dalam menciptakan IGRP adalah untuk menyediakan protokol yang kuat untuk routing dalam sistem otonomi (AS). IGRP memiliki hop maksimum 255, tetapi defaultnya adalah 100. IGRP menggunakan bandwidth dan garis menunda secara default untuk menentukan rute terbaik dalam sebuah internetwork (Composite Metrik).
Pada IGRP ini routing dlakukan secara matematik berdasarkan jarak. Untuk itu pada IGRP ini sudah mempertimbangkan hal berikut sebelum mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh. Adapun hal yang harus diperhatikan : load, delay,bandwitdh, realibility.

EIGRP

EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol). Distance vector protocol merawat satu set metric yang kompleks untuk jarak tempuh ke jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan juga konsep link state protocol. Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke semua EIGRP router berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar.
Pada EIGRP ini terdapat dua tipe routing protokol yaitu dengan distance vektor dan dengan Link state. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah mempertimbangkan masalah bandwitdh yang ada dan delay yang terjadi.
RIP

Routing Information protocol versi 1 mempunyai karakteristik:

  1. Distance Vector Routing Protocol
  2. Menggunakan metric yaitu hop count
  3. Maximum hop count adalah 15. 16 dianggap sebagai unreachable
  4. Mengirimkan update secara periodic setiap 30 sec
  5. Mengirimkan update secara broadcast ke 255.255.255.255
  6. Mendukung 4 path Load Balancing secara default maximumnya adalah 6
  7. Menjalankan auto summary secara default
  8. Paket update RIP yang dikirimkan bejenis UDP dengan nomor port 520
  9. Bisa mengirimkan paket update RIP v.1 dan bisa menerima paket update RIP v.1 dan v.2
  10. Berjenis classful routing protocol sehingga tidak menyertakan subject mask dalam paket update.Akibatnya RIP v.1 tidak mendukung VLSM dan CIDR.
  11. Mempunyai AD 120

Pada Saat inisialisasi, router2 yang menjalankan RIP akan membroadcast paket request yang isinya adaklah memiinta router lain untuk mengirimkan network2 yang dimilikinya. Router lain yang menerima paket request akan mengirimkan paket response, baru setelah itu router2 tersebut akan mengirimkan network2 yang dimilikinya untuk mengaktifkan RIP



RIPv2

Persamaan dengan RIP v.1 :

1. Distance Vector Routing Protocol
2. Metric berupa hop count
3. Max hop count adalah 15
4. Menggunakan port 520
5. Menjalankan auto summary secara default

Perbedaan dengan RIP v.1 :

1. Bersifat classless routing protocol, artinya
menyertakan field SM dalam paket update yang
dikirimkan sehingga RIP v.2 mendukung VLSM & CIDR

2. Mengirimkan paket update & menerima paket update
versi 2

3. Mengirimkan update ke alamat multicast yaitu 224.0.0.9

4. Auto Summary dapat dimatikan

5. Mendukung fungsi keamanan berupa authentication
yang dapat mencegah routing update dikirim atau
diterima dari sumber yang tidak dipercaya

BGP
Border Gateway Protocol disingkat BGP adalah inti dari protokol routing Internet. Protocol ini yang menjadi backbone dari jaringan Internet dunia. BGP adalah protokol routing inti dari Internet yg digunakan untuk melakukan pertukaran informasi routing antar jaringan. BGP dijelaskan dalam RFC 4271. RFC 4276 menjelaskan implementasi report pada BGP-4, RFC 4277 menjelaskan hasil ujicoba penggunaan BGP-4. Ia bekerja dengan cara memetakan sebuah tabel IP network yang menunjuk ke jaringan yg dapat dicapai antar Autonomous System (AS). Hal ini digambarkan sebagai sebuah protokol path vector. BGP tidak menggunakan metrik IGP (Interior Gateway Protocol) tradisional, tapi membuat routing decision berdasarkan path, network policies, dan atau ruleset. BGP versi 4 masih digunakan hingga saat ini . BGP mendukung Class Inter-Domain Routing dan menggunakan route aggregation untuk mengurangi ukuran tabel routing. sejak tahun 1994, BGP-4 telah digunakan di Internet. semua versi dibawahnya sudah tidak digunakan. BGP diciptakan untuk menggantikan protokol routing EGP yang mengijinkan routing secara tersebar sehingga tidak harus mengacu pada satu jaringan backbone saja.

OSPF
Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah routing protokol standar terbuka yang telah di implementasikan oleh sejumlah besar vendor jaringan.

Cara Kerja OSPF

OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut Dijkstra. Pertama, sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun, dan kemudian routing table akan diisi dengan jalur terbaik yang dihasilkan dari pohon tersebut. OSPF melakukan converge dengan cepat, meskipun tidak secepat EIGRP, dan OSPF mendukung multiple route dengan biaya (cost) yang sama, ketujuan yang sama.



refrensi 
http://awibline.wordpress.com/2007/02/03/router-cisco/
http://www.sysneta.com/link-state-routing
http://fatkur-info.blogspot.com/2010/05/link-state-routing.html
http://krewol.blogspot.com/2010/04/perbandingan-antara-rip-v1-rip-v2-igrp.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Border_Gateway_Protocol
http://id.wikipedia.org/wiki/OSPF

Rabu, 27 April 2011

Linux Networking Tools

Posted by Catatan Kaki On 21.38
I. Dasar Teori 
Untuk menunjang kelancaran jaringan, pengguna dapat melihat status jaringannya dengan
bantuan beberapa perangkat lunak. 
Layer 1 
Untuk mengecek apakah interface jaringannya sudah terpasang atau belum, dapat dicek dengan
perintah : 
# lspci 
Contoh: 
h1ghway:~#lspci
00:00.0 Hostbridge:VIATechnologies,Inc.PT894HostBridge
00:00.1 Hostbridge:VIATechnologies,Inc.PT894HostBridge
00:00.2 Hostbridge:VIATechnologies,Inc.PT894HostBridge
00:00.3 Hostbridge:VIATechnologies,Inc.PT890HostBridge
00:00.4 Hostbridge:VIATechnologies,Inc.PT894HostBridge
00:00.5 PIC:VIATechnologies,Inc.PT894I/OAPICInterruptController
00:00.7 Hostbridge:VIATechnologies,Inc.PT894HostBridge
00:01.0 PCIbridge:VIATechnologies,Inc.VT8237PCIBridge
00:0d.0 Ethernet controller: Intel Corporation 82540EM Gigabit Ethernet Controller (rev 02)
00:0f.0RAIDbuscontroller:VIATechnologies,Inc.VIAVT6420SATARAIDController(rev80)00:0f.1IDEinterface:V
IATechnologies,Inc.VT82C586A/B/VT82C686/A/B/VT823x/A/CPIPCBusMasterIDE(rev06)
00:10.0 USBController:VIATechnologies,Inc.VT82xxxxxUHCIUSB1.1Controller(rev81)
00:10.1 USBController:VIATechnologies,Inc.VT82xxxxxUHCIUSB1.1Controller(rev81)
00:10.2 USBController:VIATechnologies,Inc.VT82xxxxxUHCIUSB1.1Controller(rev81)
00:10.3 USBController:VIATechnologies,Inc.VT82xxxxxUHCIUSB1.1Controller(rev81)
00:10.4 USBController:VIATechnologies,Inc.USB2.0(rev86)
00:10.5 Network controller: VIA Technologies, Inc. VT8237 Integrated Fast Ethernet Controller
00:11.0 ISA bridge: VIA Technologies, Inc. VT8237 ISA bridge [KT600/K8T800/K8T890South]
00:11.5 Multimedia audia controller: VIA Technologies, Inc. VT8233/A/8235/8237AC97AudioController(rev60)
01:00.0 VGAcompatiblecontroller:nVidiaCorporationNV34[GeForceFX5500](reva1)

Apabila ditemukan Network controller atau Ethernet controller, artinya perangkat jaringan
sudah siap digunakan.

Untuk melihat apakah linknya sudah ada atau belum, dapat menggunakan perangkat lunak mii-
tool (media independent interface). 
Contoh : 
h1ghway:~#mii-tool
eth0: negotiated 100baseTxFD, link ok

Apabila sudah keluar eth0 artinya perangkat jaringan kita menggunakan eth0. 100base-TX-FD
artinya kita menggunakan kecepatan 100Mbps dan FD adalah Full-Duplex. dan Link ok
menandakan perangkat kita sudah siap. Apabila hasilnya bukan link ok artinya ada masalah
dengan perangkat kita. 

Contoh : (dengan kabel jaringan dilepas!!! ) 
h1ghway:~#mii-tool 
eth0: no link

Apabila tampilan seperti tersebut, artinya terjadi kesalahan dengan perangkat jaringan kita. 

Layer 2 
Untuk mengecek di layer 2 nya dapat digunakan perintah arp (AddressResolution Protocol). 
Perintah arp dapat diartikan bahwa kita baru terkoneksi dengan 
10.252.102.1 saja belum ada lainnya. 

Layer 3 
Untuk memeriksa apakah pada layer 3 sudah beres atau tidak, dapat menggunakan perintah
ifconfig, 

Untuk memeriksa table routing dapat dilakukan dengan perintah route. 
Untuk mengecek koneksi digunakan protokol ICMP dengan perintah ping atau traceroute. 
#ping192.168.0.54
#trouceroute proxy

Note !!! : apabila keluar perintah Command not found, lakukan installasi dengan perintah 
# apt-get install traceroute  

Gabungan antara ping dan traceroute adalah mtr. 


Layer 4 
Aplikasi yang digunakan untuk mengetahui penggunaan layer transport adalah perintah netstat. 
Untuk mengetahui port berapa  saja yang terbuka untuk koneksi pada PC kita dapat diketahui
dengan perintah : 
# netstat -nlptu

Untuk mengetahui koneksi yang sedang terjadi antar PC kita dengan PC lain dapat diketahui
dengan perintah : 
# -netstat -nat Dilihat dari State yang bernilai “ESTABLISHED” 

II. Peralatan
PC/Laptop

Jaringan LAN


III.  LANGKAH PERCOBAAN  DAN HASIL PERCOBAAN 

1  Lepaskan kabel jaringan, lakukan perintah mii-tool 
2  Pasangkan lagi kabel jaringan dan lakukan perintah mii-tool 
3  Catat hasil dari perintah “lspci” 

4  Rubah IP sesuai dengan DHCP. Jalankan 2 buah konsole (terminal), dimana terminal
pertama melakukan ping terhadap alamat broadcast, sedangkan terminal yang satu lagi
mencatat jenis koneksi dengan perintah “arp” 
5  Ganti IP PC menjadi 192.168.0.*/24, kemudian catat hasil dari perintah “ifconfig” dan
“route” 
6  Ganti IP PC menjadi DHCP, kemudian catat hasil dari perintah “ifconfig” dan “route” 
7  Pastikan PC menggunakan IP DHCP, kemudian catat hasil dari ping, traceroute dan mtr
pada target berikut 
1.  10.252.13.90 
2.  202.154.187.7 
3.  www.eepis-its.edu 
4.  www.yahoo.com 

8  Catat kondisi PC dengan perintah “netstat -nlptu”
 
9  Buka halaman http://www.eepis-its.edu dengan web browser, kemudian sebelum koneksi
selesai, buka terminal dan catat hasil koneksi dengan perintah “netstat -natu” 


IV. REFERENSI

1.  http://www.linux.softpedia.com/get/ System/Networking/mii-tool-2929.shtml
2.  http://www.linux.about.com/od/commands/l/blcmdl8_lspci.htm

Selasa, 19 April 2011

IP ADDRESS DAN SUBNETTING

Posted by Catatan Kaki On 18.56
IP ADDRESS 
Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.
Sistem pengalamatan IP ini terbagi menjadi dua, yakni:
Pengiriman data dalam jaringan TCP/IP berdasarkan IP address komputer pengirim dan komputer penerima. IP address memiliki dua bagian, yaitu alamat jaringan (network address) dan alamat komputer lokal (host address) dalam sebuah jaringan.

Alamat jaringan digunakan oleh router untuk mencari jaringan tempat sebuah komputer lokal berada, semantara alamat komputer lokal digunakan untuk mengenali sebuah komputer pada jaringan lokal.

Informasi ini bisa diketahui dengan mengkombinasikan IP address dengan 32-bit angka subnet mask. IP address memiliki beberapa kelas berdasarkan kapasitasnya, yaitu Class A dengan kapasitas lebih dari 16 juta komputer, Class B dengan kapasitas lebih dari 65 ribu komputer, dan Class C dengan kapasitas 254 komputer.

Perbandingan Alamat IPv6 dan IPv4

Tabel berikut menjelaskan perbandingan karakteristik antara alamat IP versi 4 dan alamat IP versi 6.
Kriteria Alamat IP versi 4 Alamat IP versi 6
Panjang alamat 32 bit 128 bit
Jumlah total host (teoritis) 232=±4 miliar host 2128
Menggunakan kelas alamat Ya, kelas A, B, C, D, dan E.
Belakangan tidak digunakan lagi, mengingat telah tidak relevan dengan perkembangan jaringan Internet yang pesat.
Tidak
Alamat multicast Kelas D, yaitu 224.0.0.0/4 Alamat multicast IPv6, yaitu FF00:/8
Alamat broadcast Ada Tidak ada
Alamat yang belum ditentukan 0.0.0.0 ::
Alamat loopback 127.0.0.1 ::1
Alamat IP publik Alamat IP publik IPv4, yang ditetapkan oleh otoritas Internet (IANA) Alamat IPv6 unicast global
Alamat IP pribadi Alamat IP pribadi IPv4, yang ditetapkan oleh otoritas Internet Alamat IPv6 unicast site-local (FEC0::/48)
Konfigurasi alamat otomatis Ya (APIPA) Alamat IPv6 unicast link-local (FE80::/64)
Representasi tekstual Dotted decimal format notation Colon hexadecimal format notation
Fungsi Prefiks Subnet mask atau panjang prefiks Panjang prefiks
Resolusi alamat DNS A Resource Record (Single A) AAAA Resource Record (Quad A)

SUBNETTING 
Subnetting adalah penentu atau alamat dalam sebuah jaringan sehingga memudahkan pengirim mengririmkan datanya ke tempat yang ingin dituju. Hal ini menyebabkan subnetting disebut sebagai penomoran alamat pada komputer yang diwakli oleh IP Address. atau subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru.
Keuntungan Subnetting :

1. Menyederhanakan administrasi
2. Perubahan stuktur jaringan tidak tampak dari luar
3. Keamanan jaringan lebih baik
4. Pembatasan lalu lintas jaringan

Subnetmask default
Kelas A : 255.0.0.0
Kelas B : 255.255.0.0
Kelas C : 255.255.255.0
 

Pembagian Kelas
Kelas A : 0-126 .0.0.0
Kelas B :128-191.0.0.0
Kelas C :197-223.0.0.0
Kelas D :224-239.0.0.0 (MultiCast)
Kelas E :239-255.0.0.0 (Pengembangan)


Beberapa Alasan mengapa harus melakukan subnetting
Mengurangi kepadatan lalu lintas data: sebuah LAN dengan 254 host akan lebih padat
lalu lintas datanya dibandingkan dengan sebuah LAN dengan 64 host.

Meningkatkan unjuk jaringan: semakin banyak jumlah host, akan semakin
kecil kesempatan masing-masing host dalam mengakses data-data dalam
jaringan yang artinya mengurangi unjuk kerja dari jaringan itu sendiri.

Penyederhanaan dalam pengelola: Jaringan yang jauh, banyaknya jumlah komputer yang
harus di hubungkan akan mudah dikelola bila dibuatkan jaringan sendiri ketimbang
harus dijadikan satu jaringan besar.



Refrensi
http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP
http://myinternetsecurity.blogspot.com/2009/12/pengertian-subnetting-adalah.html
http://info-gamenews.blogspot.com/2009/05/apa-itu-subnetting.html
http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/IP_address

Sabtu, 16 April 2011

ETHERNET

Ethernet merupakan jenis skenario perkabelan dan pemrosesan sinyal untuk data jaringan komputer yang dikembangkan oleh Robert Metcalfe dan David Boggs di Xerox Palo Alto Research Center (PARC) pada tahun 1972.

Protokol Ethernet paling banyak di gunakan dalam sistem jaringan. Ethernet menggunakan metode akses yang disebut dengan CSMA/CD (Carrier Sense Multiple Access/Collision Detection) dalam mengkomunikasikan data. Protocol Ethernet bekerja dengan memperhatikan network atau jaringan sebelum di lakukan transformasi atau transmisi data . Apabila jalur masih sibuk maka akan dia akan menunggu melakukkan pengiriman data hingga jalur bersih dari data.

Topologi    : Topologi BUS dan Topologi Star
Kabel         : Coaxial, Fiber Optic dan Twisted Pair
Kecepatan : 10 Mbps.
Jenis-jenis ETHERNET
Jika dilihat dari kecepatannya, Ethernet terbagi menjadi empat jenis, yakni sebagai berikut:
Kecepatan Standar Spesifikasi IEEE Nama
10 Mbit/detik 10Base2, 10Base5, 10BaseF, 10BaseT IEEE 802.3 Ethernet
100 Mbit/detik 100BaseFX, 100BaseT, 100BaseT4, 100BaseTX IEEE 802.3u Fast Ethernet
1000 Mbit/detik 1000BaseCX, 1000BaseLX, 1000BaseSX, 1000BaseT IEEE 802.3z Gigabit Ethernet
10000 Mbit/detik 11mm/.ll

IEEE 802.3
IEEE 802.3 adalah sebuah kumpulan standar IEEE yang mendefinisikan lapisan fisik dan sublapisan media access control dari lapisan data-link dari standar Ethernet berkabel. IEEE 802.3 mayoritas merupakan teknologi Local Area Network (LAN), tapi beberapa di antaranya adalah teknologi Wide Area Network (WAN).
IEEE 802.3 juga merupakan sebuah teknologi yang mendukung arsitektur jaringan IEEE 802.1.


Sebuah frame IEEE 802.3 terdiri atas beberapa field sebagai berikut:
  • Header IEEE 802.3:
    • Preamble
    • Start Delimiter
    • Destination Address
    • Source Address
    • Length
  • Header IEEE 802.2 Logical Link Control:
    • Destination Service Access Point (DSAP)
    • Source Service Access Point (SSAP)
    • Control
  • Payload
  • Trailer IEEE 802.3:
    • Frame Check Sequence (FCS)













Preamble

Field Preamble adalah sebuah field berukuran 7 byte yang terdiri atas beberapa bit angka 0 dan 1 yang dapat melakukan sinkronisasi dengan perangkat penerima. Setiap byte dalam field ini berisi 10101010.

Start Delimiter

Field Start Delimiter adalah sebuah field berukuran 1 byte yang terdiri atas urutan bit 10101011, yang mengindikasikan permulaan frame Ethernet yang bersangkutan. Kombinasi antara field Preamble dalam IEEE 802.3 dan Start Delimiter adalah sama dengan field Preamble dalam Ethernet II, baik itu ukurannya maupun urutan bit yang dikandungnya.

Destination Address

Field Destination Address adalah field berukuran 6 byte yang sama dengan field Destination Address dalam Ethernet II, kecuali dalam IEEE 802.3 mengizinkan ukuran alamat 6 byte dan juga 2 byte. Meskipun demikian, alamat 2 byte tidak sering digunakan.

Source Address
Field Source Address adalah field berukuran 6 byte yang sama dengan field Source Address dalam Ethernet II, kecuali dalam IEEE 802.3 mengizinkan ukuran alamat 6 byte dan juga 2 byte. Meskipun demikian, alamat 2 byte tidak sering digunakan.

Length

Field Length adalah sebuah field yang berukuran 2 byte yang mengindikasikan jumlah byte dimulai dari byte pertama dalam header LLC hingga byte terakhir field Payload. Field ini tidak memasukkan header IEEE 802.3 atau field Frame Check Sequence. Ukuran minimumnya adalah 46 (0x002E), dan nilai maksimumnya adalah 1500 (0x05DC).

Destination Service Access Point

Field Destination Service Access Point (DSAP) adalah sebuah field berukuran 1 byte yang mengindikasikan protokol lapisan tinggi yang digunakan oleh frame pada node tujuan. Field ini adalah salah satu dari field-field IEEE 802.2 Logical Link Control (LLC). Field ini bertindak sebagai tanda pengenal protokol (protocol identifier) yang digunakan di dalam format frame IEEE 802.3. Nilai-nilainya ditetapkan oleh IANA.

Source Service Access Point

Field Source Service Access Point (SSAP) adalah sebuah field berukuran 1 byte yang mengindikasikan protokol lapisan tinggi yang digunakan oleh frame pada node sumber. Field ini adalah salah satu dari field-field IEEE 802.2 Logical Link Control (LLC). Field ini bertindak sebagai tanda pengenal protokol (protocol identifier) yang digunakan di dalam format frame IEEE 802.3. Nilai-nilainya ditetapkan oleh IANA.

Control

Payload 

Frame Check Sequence

IEEE 802.5 
Standard IEEE 802.5 ( token ring)
Jaringan ring telah lama dan dipakai untuk LAN maupun WAN. Ring merupakan kumpulan link point to point indiual yang membentuk sebuah lingkaran. Link point to point melibatkan teknologi yang sudah dikenal baik dan terbukti dilapangan dan dapat dioperasikan pada twisted-pair, kabel koaksial, dan serat optik. Rekayasa ring juga hampir seluruhnya digital, sedangkan, misalnya 802.3 memiliki komponen analog penting untuk deteksi tabrakan. Ring juga adil dan memiliki akses saluran yang baik. Dengan alasan-alasan ini IBM memilih ring sebagai LAN-nya dan IEEE telah memasukkan standard token ring sebagai 802.5. Token-Ring berbasis standar IEEE 802.5 dan beroperasi pada 4 atau 16 MBps. Dengan Token-Ring, devais network secara fisik terhubung dalam konfigurasi ring dimana data dilewatkan dari devais ke devais secara berurutan. Sebuah paket kontrol, yang dikenal sebagai kontrol token, juga dilewatkan dalam ring. Devais yang ingin mentransmit data akan mengambil token, mengisinya dengan data dan dikembalikan ke ring. Devais penerima akan mengambil token tersebut, lalu mengosongkan isinya dan dikembalikan ke ring. Protokol ini mencegah terjadinya kolisi data dan menghasilkan performansi yang lebih baik pada penggunaan high-level bandwidth.

Ada tiga tipe pengembangan dari Token Ring dasar: full duplex, switched dan 100VG-AnyLAN. Token Ring Full Duplex menggandakan bandwidth yang tersedia bagi devais pada network. Switched Token Ring menggunakan switch yang mentransmisikan data antara segmen LAN, tidak antara devais LAN tunggal. Standar 100VG-AnyLAN mendukung format Ethernet dan Token Ring pada kecepatan 100 MBps.

** kelebihan

- Rekayasanya cukup mudah dan dapat berbentuk sepenuhnya digital

- Ring-ring dapat dibentuk dengan menggunakan tranmisi dari mulai carrier yang sederhana sampai serat optik secara virtual

IEEE 802.11
standart IEEE 802.11 (Wireless Lan)
Standard IEEE 802.11 adalah standard yang digunakan untuk jaringan lokal menggunakan wireles. Sebuah metode CSMA/cd telah diterapkan standard terakhir pada tahun 1998 juga telah menerapkan metode.
Sebuah Wireless Distribution System (WDS) adalah suatu sistem yang memungkinkan interkoneksi nirkabel jalur akses dalam IEEE 802.11 jaringan. Hal ini memungkinkan jaringan nirkabel yang akan diperluas menggunakan beberapa jalur akses tanpa memerlukan kabel tulang punggung untuk menghubungkan mereka, seperti yang secara tradisional diperlukan. Terkemuka WDS atas keuntungan dari solusi lain adalah bahwa ia melindungi alamat-alamat MAC klien frame di link antara jalur akses. Sebuah jalur akses dapat berupa utama, relay atau remote base station. Sebuah stasiun basis utama biasanya tersambung ke kabel Ethernet.Sebuah base station relay relay data antara BTS terpencil, klien nirkabel atau stasiun relay baik utama atau base station relay lain. Sebuah stasiun pangkalan terpencil menerima koneksi dari klien nirkabel dan melewati mereka pada relay atau stasiun utama. Sambungan antara "klien" yang dibuat dengan menggunakan alamat MAC daripada dengan menentukan IP tugas.
 
refrensi
http://id.wikipedia.org/wiki/Ethernet
http://belajaronline9.blogspot.com/2010/08/protokol-jaringan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/IEEE_802.3
http://wahyuniekasari.blogspot.com/2011/04/ieee-8023-8025-80211.html

Linux Networking (Praktikum Jaringan Komputer 4)

Posted by Catatan Kaki On 22.42
I.  DASAR TEORI
Internet Protocol 
Untuk terhubung pada suatu jaringan diperlukan penomoran dari Internet Protocol yang ada
pada PC tersebut. Teknik penomoran IP  ada 2 yaitu manual dan otomatis (DHCP).

Pada suatu jaringan diperlukan IP dan netmask, contoh:
192.168.0.1/255.255.255.0 
192.168.0.1 adalah penomoran IP, sedangkan 255.255.255.0 adalah netmask dari jaringan
tersebut. IP memiliki beberapa class yang terbagi menurut jumlah IP tersebut. Class yang
ada antara lain:

A. 10.x.x.x dengan netmask 255.0.0.0 
B. 172.16.x.x s/d 172.31.x.x dengan netmask 255.255.0.0 
C. 192.168.0.x s/d 192.168.255.x dengan netmask 255.255.255.0 
D dan E tidak digunakan, karena diperuntukan untuk penelitian

Penomoran netmask dapat disingkat, misalkan 255.255.255.0 dapat disingkat menjadi/24

Setting IP di Linux 
a. Perintah “ifconfig” 

Dengan menggunakan perintah ifconfig, root dapat mengganti setting IP untuk jaringan.
Contoh :
highway:~#ifconfig 

eth0                 Linkencap:EthernetHWaddr00:0C:F1:BA:38:43
inetaddr:10.252.102.143Bcast:10.252.102.255Mask:255.255.255.0
inet6addr:fe80::20c:f1ff:feba:3843/64Scope:Link
UPBROADCASTRUNNINGMULTICASTMTU:1500Metric:1
RXpackets:7827318errors:0dropped:0overruns:0frame:0
TXpackets:5486496errors:0dropped:0overruns:0carrier:0
collisions:0txqueuelen:1000
RXbytes:2529035045(2.3GiB)TXbytes:1421757215(1.3GiB)

Lo           Linkencap:LocalLoopback
inetaddr:127.0.0.1Mask:255.0.0.0
inet6addr:::1/128Scope:Host
UPLOOPBACKRUNNINGMTU:16436Metric:1
RXpackets:999errors:0dropped:0overruns:0frame:0
TXpackets:999errors:0dropped:0overruns:0carrier:0collisions:0txqueuelen:0RXbytes:68831
(67.2KiB)TXbytes:68831(67.2KiB)

Untuk mengganti IP dapat dilakukan dengan cara :
# ifconfig eth0 192.168.0.1 netmask 255.255.25.0

b. Dengan menyimpan konfigurasi jaringan

Pada Debian GNU/Linux, file konfigurasi jaringan terdapat pada /etc/network/interfaces,
dapat dilakukan dengan menggunakan editor vim, nano, atau mcedit.

# vim /etc/network/interfaces

pada file tersebut ketikkan syntax berikut:
 
auto lo
iface lo inet loopback
 

auto eth0
iface eth0 inet static
address 10.252.108.143 

netmask 255.255.255.0 

kemudian jalankan perintah “/etc/init.d/networking restart”
apabila ingin menggunakan DHCP ganti “iface eth0 inet static” menjadi “iface eth0 inet dhcp” 

Tools Networik 
  a. ping, tools mengirimkan text ke client
  b. mtr, aplikasi traceroute dan ping

II. Alat dan Bahan 
1. PC/Laptop menggunakan sistem Operasi Linux
2. Kabel UTP, switch, hub,

III.  LANGKAH PERCOBAAN
1  Ganti IP dari masing-masing komputer menjadi network 172.16.0.0/16 tidak boleh ada
    yg sama, lakukan dengan perintah “ifconfig” maupun dengan menuliskan interfaces.Tulisk
    an pada laporan 
2  Ping pada masingmasing PC di jaringan, tuliskan hasilnya pada laporan 
3  Rubah setting IP tersebut menjadi DHCP, kemudian lakukan “/etc/init.d/networking
    restart”. Tuliskan cara setting dan hasil dari perintah tersebut di laporan. 


IV. Analisa
A.  Percobaan mengunakan perintah ”ifconfig”
mengganti IP address pada linux dengan menggunakan printah ifconfig hanya sementara, setelah komputer di restart kembali maka akan kembali ke IP awal. sedangkan menggunakan perintah seperti pada gambar di bawah, maka IP address akan permanen. 

auto lo
iface lo inet loopback
 

auto eth0
iface eth0 inet static
address 172.16.0.5

netmask 255.255.0.0 

tambahkan IP address dan netmask seperti diatas, IP address dan netmask disesuaikan seperti pada dasar teori di atas.
kemudian lakukan perintah diatas. gunanya untuk merestart jaringan yang sudah kita ubah.
lakukan perintah ifconfig pada terminal, gunanya untuk memastikan apakah IP address sudah terganti atau belum. Jika sudah lanjut ke perintah berikutnya.
B.  Percobaan ”ping” pada masingmasing PC di jaringan

untuk mengetes apakah connect dengan jangingannya. lakukan perintah ping seperti gambar di atas.
C.  Percobaan merubah setting IP tersebut menjadi DHCP 
 ubah "static" menjadi "dhcp"
kemudian lakukan perintah restart seperti gambar di atas.
kemudian dengan perintah ifconfig, lihat IP address apakah sudah terganti DHCP atau belum.
IP ADDRESS DHCP : 172.22.22.101 dan NETMASK : 255.255.255.0
kemudian lakukan ping ke komputer lain untuk membuktikan apakah jaringan sudah connect.

http://www.en.wikipedia.org/wiki/Netstat
http://www.en.wikipedia.org/wiki/Ping

Jumat, 08 April 2011

Konfigurasi Wireless D-Link DWL-2100AP

Posted by Catatan Kaki On 07.13
 
Alat dan Bahan 
1. Laptop/PC menggunakan Sistem Operasi Windows XP
2. Wireless D-Link DWL-2100AP
 3. Switch
4. Kabel UTP
Langkah Percobaan
  1. Kita menggunakan access point merk Dlink DWL-2100APAccess point Dlink DWL-2100AP memiliki alamat IP default 192.168.0.50. Tujuan vendor memasangkan alamat IP adalah agar kita dapat mengkonfigurasi access point melalui program aplikasi browser seperti (Internet Explorer) atau (Mozilla firefox). Gunakanlah gambar berikut sebagai bahan referensi terhadap konfigurasi yang dilakukan pada
  2. Karena Wireless Dlink DWL-2100AP memiliki IP default 192.168.0.50, maka setelah wireless  
    dihubungkan ke laptop menggunakan kabel Lan, maka selanjutnya aturlah Ip Address Laptop pada icon local Area Connection -> local area properties -> internet protocol (TCP/IP) properties sehingga  menjadi seperti pada gambar berikut :
       3.  Sebelum mulai mengkonfigurasi, periksa terlebih dahulu koneksi dari PC ke Access Point dengan
            menggunakan perintah Ping
            Jika Replay menyatakan Koneksi antara Komputer dan Access Point telah terkoneksi (OK). Ready  
            for Configure, jika Time Out berarti belum terjadi Koneksi, coba cek Kabel LAN ataupun IP 
            Address laptop. 
 
         4. Ketikkan IP default wireless pada address bar internet aplikasi kita, perhatikan gambar di bawah:
                  Pada kolom username isikan admin dan untuk kolom password dikosongkan
(Security default dari wireless)

          5. Muncul jendela konfigurasi awal Wireless seperti gambar di bawah ini :
                Untuk menjalankan system konfigurasi Wireless, pilihlah run wizard lebih praktis untuk melakukan konfigurasi keseluruhan jaringan
             6. Setelah melakukan running wizard, berikut tampilan jendela dan langkah-langkahnya :
     
Penjelasan Langkah-langkah konfigurasi Wireless DLink DWL-2100AP
Isikan Password baru pada kolom password, lalu ketikkan lagi password pada kolom verify password
Isikan Nama SSID, dan pilih sesuai data yang ada pada combo channel (untuk memberi ruang beberapa laptop yang nantinya akan terkoneksi dengan wireless)
 
Pilih pada pilihan List box security level (sesuaikan kebutuhan)
Pilih Key type (danjurkan Hex), key size, dan First Key 
(yang menjadi password untuk membuka koneksi Wireless)
 Konfigurasi telah selesai selanjutnya menuggu beberapa detik, untuk hasil konfigurasi wireless seperti gambar di bawah :
         7.  Setelah melakukan running wizard, berikut tampilan jendela dan langkah-langkahnya :
Aturlah Performance wireless settings (sesuaikan dengan kebutuhan)
Terakhir, aturlah DHCP Server Wirelees sebagai titik referensi IP address laptop yang akan dihubungkan.
Pengaturan konfigurasi sepenuhnya selesai
     8.  Bukalah jendela koneksi wireless, pilihlah nama SSID yang sama dengan yang dibuat pada konfigurasi 
        Wireless awal, perhatikan gambar di bawah :
Setelah memilih SSID yang sama, akan timbul pesan password security key, perhatikan gambar berikut :
 
Isilah sesuai dengan first security key yang pada awal konfigurasi wireless dibuat
 
Pilihlah wireless conection status untuk melihat IP yang dapat ditangkap laptop dari wireless yang ada seperti gambar di atas.
    9. Sedikit penjelasan untuk pengaturan wireless yang bersifat Static pada pengaturan IP addressnya :
        Pilih Tab LAN pada pengaturan wireless :
     10. Setelah itu kita uji apakah pemasangan dan konfigurasi wirelessnya sudah benar atau belum dengan 
           cara Ping ke komputer client yang menggunakan IP addrees yang sudah di tentukkan. dan selanjutnya
           adalah mengkonekkan client to client, apakah client baris1 dapat konek ke client bari2 dan 3. dengan
           cara mengghubungkan semua wireless ke switch dan mengkonfigurasi ulang masing-masing wireless.
           sehingga kita dapat connect dan saling berhubungan antara client2 dan client3

IP address yang sudah di tentukan dan disepakati
  •  Baris1 = 192.168.0.10 - 192.168.0.19
  •  Baris2 = 192.168.0.20 - 192.168.0.29
  •  Baris3 = 192.168.0.30 - 192.168.0.39
  • Blogger news

  • Blogroll

  • About